Jumat, 03 Agustus 2012

Sepenggal kisah Umar

Ibnu Katsir, dalam biografi khalifah Umar bin Abdul Aziz, seorang khalifah yang sangat zuhud dan masih muda, khalifah yang memegang tampuk pemerintahan ketika usianya belum mencapai empat puluh tahun, khalifah yang dimuliakan Allah swt., dengan anugerah yang ia impikan. Dalam kisah itu, Ibnu Katsir menulis, 

"Umar bin Abdul Aziz sedang melaksanakan shalat 'Id bersama para gubernur dan pejabat dinasti Bani Umayah. Mereka menarik seekor unta untuk ditunggangi Umar. Dengan halus beliau menolak dan berkata, 'Aku bukanlah siapa-siapa. Aku hanya seorang pria muslim.' Kemudian beliau berlalu. Langkah beliau terhenti ketika sampai pada sebuah kuburan. Lalu beliau berucap, 'Keselamatan, rahmat dan berkah Allah semoga menaungi kalian. Wahai, para penghuni kubur, adakah di antara kalian yang masih mempunyai pipi yang merona dan mata yang tercelak? Mengapa mereka tidak terlihat tertawa bersama orang-orang yang bergembira? Mengapa mereka tidak terlihat bermain bersama mereka yang sedang berbahagia? Mengapa mereka tidak tampak berharap bersama orang-orang itu?' Beliau berucap dengan suara melengking. Wahai kematian, apa yang sedang kamu lakukan dengan saudaraku?"

Ia menjawab sendiri pertanyaannya. Ia berkata, "Engkau dianugerahi Allah dua mata, lengkap dengan dua bola mata di dalamnya. Engkau juga diciptakan-Nya bisa menggerakkan dua telapak tanganmu dari kedua hastamu, kedua hasta dari kedua lengan, kedua telapak kaki dari kedua betis, dan kedua betis dari kedua lutut."

Tiada rumah yang bakal ditempati seseorang setelah kematiannya,
kecuali rumah yang ia bangun (dengan amalnya) sebelum mati 
Jika ia membangunnya dengan kebaikan, ia akan menenpati rumah yang indah
namun jika ia membangunnya dengan kejahatan, ia akan menempati runah yang reyot

Harta yang dulu kita kumpulkan, akan berpindah tangan kepada ahli waris kita,
Dan rumah yang dulu kita bangun akan hancur karena kematian kita
Maka, beramallah untuk hari esok dengan mencari keridhaan Allah sang Pencipta.
Tentu Muhammad akan menjadi tetanggamu, dan Allah yang akan membangunnya (rumah)        untukmu
Istana-istana berlapis emas, bertanah misik dan berumput za'faran yang tumbur subur di sana"

Setiap orang yang ingin beramal, maka ia harus beramal demi mendapatkan kebahagiaan di hari kekekalan, rumah kesucian, rumah kehidupan sejati yang tidak ternodai dengan kesusahan, kesengsaraan, dan kesedihan. Dan barangsiapa menginginkan itu semua, maka tiada jalan lain baginya kecuali dengan mengendarai 'kendaraan' takwa.

"Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa" (Al-Baqarah [2]: 197)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar