Sabtu, 28 April 2012

Rutinitas yang dapat menjaga diri seseorang

Wudhu


Sehubungan dengan ini, Rasulullah saw. pernah bersabda: "Wudhu merupakan senjata orang yang beriman."

Ketika seseorang membasahi anggota tubuhnya dengan air wudhu, maka, --dengan izin Allah-- Dia akan menjaganya dari rasa ragu dan was-was, dari bisikan hawa nafsu, dari roh-roh halus yang mungkin akan mengganggunya, dari sifat dengki dan hasad (iri hati), serta dari berbagai bencana yang mungkin menimpanya.


Wirid dan Dzikir

Ayat Kursi.
Tidak diragukan lagi, bahwa Ayat Kursi benar-benar mengandung beberapa hal yang sangat menakjubkan dikalangan abid (orang-orang yang ahli ibadah). Selain itu, ia pun memiliki kedudukan yang sangat luar biasa di kalangan ahli tauhid. Keutamaan ayat ini hanya bisa diketahui dan difahami oleh mereka yang memang selalu mengamalkannya. Ibnu Qoyyim pernah berkata: "Aku benar-benar memohon kepada Allah memanjangkan usiaku sehingga aku dapat menulis beberapa jilid tafsir serta penjelasan tentang keutamaan ayat ini." Namun sayang, kematian lebih dahulu menjemputnya sebelum ia sempat menorehkan penanya. Oleh karena itu, apabila seseorang membaca ayat ini sebagai bagian dari rutinitas dzikirnya, niscaya ia akan selalu berada di bawah naungan penjagaan dan perlindungan Allah swt..

Penutup Surah Al-Baqarah
Yang dimaksud dengan penutup Surah Al-Baqarah adalah tiga ayat terakhir di penghujung surah Al-Baqarah. Ali bin Abi Thalib ra. pernah berkata, "Aku benar-benar merasa heran apabila ada seorang muslim yang tidur namun ia tidak membaca penutup surah Al-Baqarah sebelumnya."

Al-Mu'awwadzat (surah-surah penjagaan)
Rasulullah saw. pernah berkata kepada salah seorang sahabatnya, "(bacalah) qul huwallahu ahad, qul a'udzu birabbil falaq, dan qul a'udzu birabbinnas, ketika engkau berada di pagi hari dan sore hari sebanyak tiga kali, niscaya Ia akan dapat menjaga dirimu dari segala bahaya."

Membaca Al-Qur'an
Diantara pelindung diri yang paling baik adalah Al-Qur'an. Nafi' pernah berkata: "Ibnu Umar tidak memiliki kesibukan lain selama berada di dalam rumahnya kecuali berwudhu dan membaca Al-Qur'an."

Shalat Malam
Shalat malam bisa memberikan seseorang rasa bahagia dan lapang dada. Allah swt. berfirman, "Adakah hamba-Kuyang berdoa, maka Aku akan mengabulka permohonannya. Adakah hamba-Ku yang meminta, maka Aku akan memberinya. Adakah hamba-Ku yang memohon ampunan, maka Aku akan mengampuninya"
Inilah kiranya salah satu kemenangan yang paling besar. Namun sayang, kita lebih sering menghabiskan permulaan malam dengan begadang, hingga akhirnya kita harus kehilangan akhir malam yang penuh keberkahan.

Shalat Sunnah
Dalam salah satu hadits Qudsi, Allah swt. berfirman, "Hamba-Ku akan tidak henti-hentinya mendekatkan diri kepada-Ku dengan sesuatu yang sunnah sehingga Aku mencintainya. Dan jika Aku telah mencintainya, maka Aku akan menjadi pendengaran yang dengannya ia mendengar dan penghlihatannya yang dengannya ia melihat ..."
Maka lakukanlah ibadah sunnah, semoga Allah swt. memberkahi kita semua. Wallahu a'lam

Semoga shalawat dan salam tercurahkan kepada nabi Muhammad saw., keluarganya dan para sahabatnya.

Muhammad Al-Fatih 1453 (Felix Y. Siauw)

"Sungguh, Konstantinopel akan ditaklukkan oleh kalian. Maka, sebaik-baik pemimpin adalah pemimpinnya dan sebaik-baik pasukan adalah pasukan yang menaklukkannya" (HR. Ahmad)

Demikian sepenggal sabda Rasulullah Muhammad saw. yang disampaikan kepada para sahabatnya. Pada saat itu, Islam adalah peradaban yang baru saja bangkit ditengah-tengah hegemoni Persia dan Romawi. Namun, bisyarah Rasulullah saw. ternyata mampu menginspirasi para sahabat dan mengantarkan mereka kepada kemenangan demi kemenangan. Melalui hadits ini pula, Rasulullah telah memberikan kabar mengenai pemimpin yang terbaik dan pasukan yang terbaik dan tentunya dalam salah satu penaklukkan yang paling agung dalam sejarah Islam dan termasuk pertempuran yang paling berpengaruh dan diingat oleh dunia. Rangkaian fenomena ini terangkum dengan manis dalam catatan sejarah.

Semua itu terjadi pada 1453


Jumat, 27 April 2012

Siapa yang disebut dengan Wali?

Seorang wali adalah mereka yang takut kepada Allah swt., bertawakkal & beramal salih. Dalam kitab "Al-Wilayah" karya Abu Utsman Ash-Shabuni dituturkan, bahwa yang dimaksud dengan wali adalah orang yang senantiasa melaksanakan semua kewajiban, menjauhi yang haram, melakukan yang sunnah, hatinya terbebas dari segala penyakit, berlapang dada, berakhlak mulia, melaksanakan shalat di keheningan malam (qiyamul lail), beri'tikaf untuk mendekatkan diri kepada-Nya, juga interaksinya dengan masyarakat baik dan jujur.

Ibnul Qayyim mengatakan dalam kitab "Madarijus salikin" bahwa wali itu tidak harus mengenakan baju yang  compang-camping, tapi ia termasuk bagian dari manusia secara umum. Ia mengenakan baju sebagaimana yang biasa dikenakan orang lain. Ia makan tak ubahnya makanan yang sering dikonsumsi orang lain dan tidak ada yang membedakan di antara mereka kecuali amal perbuatan dan ketakwaannya kepada Allah swt,. tidak sebagaimana yang sering digembor-gemborkan para sufi:

Berapa banyak para wali yang berpakaian
Dan berapa banyak para zindik yang duduk di atas batu besar

Al-Hafizh Al-Hakami berkata,
Berjumpa dengan Allah merupakan suatu harap
Sementara Allah lebih mencintainya
Dan sebaliknya, orang yang membenci
Maka kepada Allah semata hendaknya kamu memohon
Rahmat dan fadhilah-Nya dan jangan berputus asa

Inilah yang paling mendekati kebenaran dan yang dipilih Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah. Wallahu a'lam bimuradihi 

Semoga Allah swt menjadikan kita semua sebagai bagian dari orang-orang yang menjadi kekasih-Nya dan dekat dengan-Nya. Wallahu a'lam.

Semoga shalawat dan salam tercurah kepada Nabi Muhammad saw, keluarga dan sahabatnya. Amiiin.

Minggu, 22 April 2012

Orang-orang yang bertakwa & yang celaka


Allah swt. berfirman:
“Inilah dua golongan (golongan mukmin & golongan kafir) yang bertengkar, mereka saling bertengkar mengenai Tuhan mereka. Maka orang kafir akan dibuatkan untuk mereka pakaian-pakaian dari api neraka. Disiramkan air yang sedang mendidih ke atas kepala mereka,” (Al-Hajj [22]: 19)

Mata terbagi menjadi dua bagian:
Pertama, mata yang mengetahui Allah swt., mata yang menangis karena takut (siksa) Allah! Mata yang dipergunakan untuk mencermati tanda-tanda kebesaran Allah swt. dan merenungkan ciptaan-Nya.
Kedua, mata yang seringkali dipergunakan untuk melihat sesuatu yang haram dan berpaling dari hidayah sebaik-baik manusia, Muhammad saw., mata yang dilumuri dengan kemaksiatan dan perbuatan haram! Itulah mata yang kelak akan menangis saat ditampakkannya semua perbuatan manusia.

Hati terbagi menjadi dua:
Pertama, hati yang mengetahui Allah swt. dan dipenuhi dengan kalimat Lâ ilâha illallâh. Hati yang mencintai Rasulullah saw. dan berjalan diatas petunjuknya. Inilah hati yang bahagia.
Kedua, hati yang berpaling dari mengingat (Allah), melantunkan Al-Qur’an, membaca shalawat, mengetahui Allah, jalan yang benar dan perjalanan hidup Rasulullah saw.. Inilah hati yang terbalik, hati yang akan merasakan pilu.

Telinga terbagi menjadi dua:
Pertama, telinga yang mendengarkan wahyu dan lantunan Al-Qur’an, telinga yng mendengarkan sabda Rasulullah saw., telinga yang mendengarkan dakwah dan telinga yang senantiasa mengingat Allah swt. dan mendengar kebaikan. Inilah telinga yang berbahagia.
Kedua, telinga yang berpaling (dari ajaran-Nya) dan mendengar nyanyian, telinga yang mendengar kekejian, telinga yang membuatnya jauh dari Allah swt. dan yang mengundang murka Allah swt.

Lidahpun terbagi menjadi dua:
Pertama, lidah yang dipenuhi kata-kata hikmah dan kebaikan, lidah yang dipergunakan untuk penyeru pada kebaikan dan mencegah kemungkaran.
Kedua, lidah yang dipenuhi kata-kata kotor dan gosip, lidah yang seringkali mengeluarkan cacian dan hinaan, lidah yang tidak pernah lepas dari laknat dan fitnah. Inilah lidah yang akan merasakan kerugian.

Sesungguhnya percaturan antara orang yang bertakwa dan orang yang celaka akan senantiasa berlanjut terus. Perdebatan dan pertikaian antara keduanya akan terus ada dan tidak akan berhenti.
Semoga Allah swt. memposisikan kita pada barisan orang-orang yang bertakwa dan menjauhkan kita dari golongan orang yang celaka. Kita juga berharap, kiranya Allah swt. menghimpun kita bersama dengan Nabi Nuh, Ibrahim, Musa, Isa dan baginda Muhammad saw.. Merekalah sebaik-baik orang tempat bersanding.

Akhir dari doa kita adalah untuk mengucap puji syukur kepda Allah swt. Sang Pencipta. Shalawat dan salam semoga tetap tercurah kepada Rasulullah saw., keluarga dan sahabatnya. Amin.


Jumat, 20 April 2012

sepuluh sifat utama

Segala puji bagi Allah swt. pemelihara semesta alam. Shalawat dan salam semoga tetap tercurah kepda Nabi Muhammad saw. beserta keluarga dan sahabatnya.

Allah swt. berfirman:
"Sesungguhnya orang-orang yang telah ada untuk mereka ketetapan yang baik dari Kami, mereka itu dijauhkan dari neraka. Mereka tidak mendengar sedikitpun suara api neraka, dan mereka kekal dalam menikmati apa yang diinginkannya. Mereka tidak disusahkan oleh kepiluan yang besar (pada hari kiamat), dan mereka disambut oleh para malaikat. (Malaikat berkata):  Inilah harimu yang telah dijanjikan kepdamu, (yaitu) pada hari Kami gulung langit bagai menggulung lembaran-lembaran kertas. Sebagaimana Kami memulai penciptaan pertama begitulah Kami akan mengulanginya. Itulah suatu janji yang pasti Kami tepati, sesungguhnya Kamilah yang akan melaksanakannya. Dan sungguh telah Kami tulis dalam Zabur sesudah (Kami tulis dalam) Lauh Mahfuzh, bahwasanya bumi ini diwarisi hamba-hamba-Ku yang shalih." (Al-Anbiya' [21]: 101-105)


Siapakah kekasih Allah swt.? apakah mereka yang mengenakan baju kebesarannya? apakah mereka yang memanjangkan sorbannya? ataukah mereka yang tidur di pelataran?
Apakah mereka yang datang dengan pena di tangannya? ataukah mereka yang tangannya dicium orang sehingga menjadikan dirinya terkenal?

Kekasih Allah swt. mempunyai 10 sifat yang telah dikumpulkan secara umum & global.
  1. Melakukan segala sesuatu dengan disertai ketulusan hati (ikhlas)
  2. Ridha dengan keberadaan Nabi Muhammad saw. sebagai imam dan menjadikannya teladan serta menerima semua hukum yang bersumber dari-Nya
  3. Cinta dan benci karena Allah swt.
  4. Senantiasa menjaga hati terhadap umat Islam
  5. Upaya yang maksimal dalam melaksanakan semua yang diwajibkan Allah swt. dan menambah dengan melaksanakan sesuatu yang sunnah
  6. Mengikuti keyakinan salafush shalih dan juga tidak membanggakan diri
  7. Mengajak kepada kebaikan, memerintahkan pada yang makruf, mencegah bentuk kemungkaran dan tidak menyimpan pengetahuan
  8. Cinta kebersamaan dan benci perpecahan, berusaha mencari titik temu dan menjauhi perbedaan yang mengarah perpecahan
  9. Mengembalikan segala sesuatu kepada Al-Qur'an dan Al-Hadits pada saat terjadi perselisihan
  10. Senantiasa mengatakan yang benar, dan tidak mencampurnya dengan yang batil, mereka juga tidak mengikuti bisikan nafsunya
Inilah 10 sifat yang darinya akan memunculkan beberapa sifat lain bagi orang yang mau meluangkan sedikit waktunya untuk merenung.

Semoga Allah swt. menjadikanku dan kalian semua termasuk orang-orang yang menghias dirinya dengan 10 sifat diatas dan tetap bersandar pada sumber utama, Al-Qur'an dan Al-Hadits, sehingga kita pantas untuk meraih kecintaan Allah swt. 

Allah swt. Maha Mengetahuiatas segala sesuatu, dan semoga kedamaian dan keselamatan tercurah kepada Nabi Muhammad saw. keluarga dan sahabatnya.

Karakteristik orang yang beruntung


“Alif Lam Mim, Kitab (Al Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa, (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagiaan rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka, dan mereka yang beriman  kepada Kitab (Al Qur’an) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab Kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat, dan merekalah orang-orang yang beruntung.” (Al-Baqarah [2]: 1-5)


Firman Allah swt. “...petunjuk bagi mereka yang bertakwa...” (Al-Baqarah [2]:2)
Mengapa Allah swt. tidak menggunakan redaksi orang-orang muslim? Karena orang-orang muslim itu ada beberapa tingkatan:
1. Di antara mereka ada yang melakukan dosa-dosa besar, sehingga mereka tidak mendapatkan hidayah secara sempurna
2.  Di antara mereka ada yang melakukan dosa-dosa kecil secara terus menerus, sehingga mereka juga tidak mendapatkan hidayah secara sempurna & menyeluruh
3. Orang yang bertakwa, Allah swt. berfirman, “...bagi mereka yang bertakwa...” (Al-Furqân [25]:74)

Merekalah orang yang memperoleh hidayah dari Al-Qur’an. Mereka juga menjadikan Al-Qur’an sebagai petunjuk jalan hidupnya, sehingga mereka melaksanakan semua perintah dan menjauhi larangan-Nya, mengambil hukum dari-Nya dan menolak dengan tegas adanya penyerupaan atas-Nya.
Umar bertanya kepada Ibnu Ka’ab, “Beritahukan aku maksud dari takwa?” Ibnu Ka’ab balik bertanya, “Apakah kamu pernah melihat duri di muka bumi ini pada saat kamu berjalan?” “Iya,” jawab Umar. Ibnu Ka’ab lalu bertanya, “Lalu apa yang kamu lakukan?” Umar menjawab, “Terkadang aku menghindar darinya dan terkadang duri itu melukai kulitku.” Ibnu Ka’ab akhirnya menyimpulkan, “Ya, begitu juga dengan takwa!”
Ada beberapa hal yang bisa kita lakukan agar ketakwaan kita terpatri dalam diri kita, diantaranya:
1.       Senantiasa merasa diawasi Allah swt.
2.       Melaksanakan semua kewajiban dan ketaatan kepada-Nya yang disertai dengan ketulusan hati.

Allah swt. berfirman, “(yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, ...” (Al-Baqarah [2]:3).
Al-Ghaib artinya segala sesuatu yang tidak bisa ditangkap panca indra. Mereka percaya dan membenarkan Nabi Muhammad saw. yang telah memberitakan kepada mereka bahwa disana ada yang namanya surga, neraka, perhitungan amal, pahala dan dosa. Di sana juga terdapat shirath yaitu jembatan pemisah antara surga & neraka. Di sana terdapat kenikmatan yang abadi dan siksaan yang begitu pedih. Di sana ada Tuhan yang Mahaadil dan Mahabijaksana, Mahakuasa dan Berkehendak, Maha Melihat dan Mendengar, Dzat yang bersemayam di arasy-Nya, Dzat yang hanya cukup mengatakan ‘Jadi!’ maka semua akan menjadi kenyataan, bagi-Nya semua kerajaan dan segala urusan manusia.
Maka, berbahagialah kita jika kita mempercayai semua yang diberitakan Rasulullah saw. meskipun kita belum pernah bertatap muka dengan beliau. Kita juga pantas berbahagia di saat tertanam dalam kalbu keimanan kita yang kokoh terhadap pencipta jagad raya ini meskipun kita belum pernah menatap-Nya.

Firman Allah swt. “...dan mereka yang mendirikan shalat ...” (Al-Baqarah [2]: 3)
Manusia terbagi menjadi dua golongan, yaitu: golongan orang yang mendirikan shalat dan golongan orang yang melaksanakan shalat. Siapa yang hanya melaksanakan shalat, maka kemungkaran, kedurjanaan dan kekejian tidak akan terlepas dari kebiasaannya. Berbeda bagi mereka yang mendirikan shalat, maka shalatnya akan melepaskan dirinya dari perbuatan mungkar, kedurjanaan dan perbuatan keji.
Salah seorang ulama berkata, “yang dimaksud dengan mendirikan (shalat) adalah pelaksanaan shalat dengan disertai keikhlasan, kekhusyukan, dan penghayatan atas setiap kalimat yang diucapkan dalam shalat mulai dari takbir, ruku’, sujud sampai salam.”

Lalu Allah swt. melanjutkan firman-Nya, “...menafkahkan sebahagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka ...” (Al-Baqarah [2]: 3)
Artinya, mereka diminta menginfakkan sebagian karunia yang diberikan Allah swt.
Mereka tidak membiarkan bumi, saat diajukan kepadanya permintaan. Untuk memenuhi kebutuhan dua hari kemenangan. Tapi mereka menampakkan keceriaan yang terpancar dari mukanya. Disaat permohonan itu disampaikan kepadanya.

Allah swt. berfirman, “ ...dan merekalah orang-orang beruntung...” (Al-Baqarah [2]: 5).
Artinya, merekalah orang-orang yang meraih kebahagiaan, kesuksesan dan kedamaian secara lahir maupun batin. 

Semoga Allah swt. menjadikan kita termasuk bagian dari orang-orang yang dapat meraih keberuntungan, orang-orang yang senantiasa mendirikan shalat, orang-orang yang beriman terhadap yang ghaib dan orang-orang yang sudi mengeluarkan sebagian harta kekayaan yang dikaruniakan Allah swt. kepada kita. Wallahu a’lam.

Semoga keselamatan dan kedamaian selalu tercurah kehadirat baginda Nabi Muhammad saw. beserta keluarga dan sahabatnya.

Minggu, 01 April 2012

Beberapa sarana menggapai cinta kasih Allah swt ...

1. Senantiasa hidup bersama petunjuk Al-Qur'an

Ia merupakan sarana yang paling utama dan pertama kali yang harus kita lakukan untuk mendekatkan diri kepada Allah dan meraih kecintaanNya, karena Al-Qur'an merupakan kalamullah yang didalamnya termuat banyak manfaat dan nilai.

Maka, tidak ada kebahagiaan dan ketenangan dalam diri umat Islam manakala mereka menjauh dari Al-Qur'an, enggan membaca dan merenungkan kandungannya.

Itulah kemuliaan yang tertuang dalam bejana
Bersih, laksana yang bebas dari bau anyir

Jadi, jika kita sebagai umat Islam berbangga, hendaknya kita berbangga dengan segala bencana dan penderitaan yang disebabkan keteguhan hati kita dalam memperjuangkan kandungan Al-Qur'an dan mengibarkan kalimat tauhid La ilaha illallah.

Adapun orang yang berbangga dengan keturunan, keluarga, kekayaan dan pangkat yang disandangnya, maka kebanggaan mereka tak ubahnya kebanggan yang dimiliki Fir'aun dan orang-orang yang menampilkan perilaku serupa.

Ibnu Mas'ud berkata "Kamu jangan panjatkan doa kepada Allah swt untuk mendapat cinta kasih-Nya, tapi panjatkan doa kepada-Nya agar tumbuh dalam kalbumu kecintaan kepada Al-Qur'an. Karena dengan kecintaanmu terhadap Al-Qur'an akan mendatangkan kecintaan-Nya terhadap dirimu, dan sedalam apa kecintaanmu terhadap Al-Qur'an, maka sedalam itu pula kecintaan Allah swt kepada dirimu"

2. Menghilangkan keterikatan hati dengan segala aksesoris dunia

Hal ini dapat dilihat dari hadits yang diriwayatkan Ibnu Majah yang bersumber dari Sahal bin Sa'ad, ia berkata:  seorang lelaki datang kepada Rasulullah saw, dan bertanya, "wahai Rasulullah, tunjukkan kepadaku suatu perbuatan yang jika aku melakukannya, aku akan meraih kecintaan Allah swt. dan juga kecintaan manusia," Rasulullah saw. menjawab, "Berpalinglah (dari gemerlapnya dunia) maka Allah swt. akan mencintaimu dan berpalinglah dari apa yang dimiliki manusia, maka mereka akan mencintaimu."

Ibnu Umar berkata dalam kitab Shahih Bukari,
"Rasulullah saw. menyentuh kedua pahaku seraya berkata, hiduplah kamu didunia seakan-akan kamu orang yang asing atau orang yang dalam perantauan."



3. Mendirikan sholat di keheningan malam (qiyamul lail)
Jam-jam inilah yang sering kali diabaikan banyak orang. Siapa yang mengabaikan waktu beberapa jam di malam hari, ia akan terjauhkan dari rahmat Allah swt. atau menjadi orang yang hina kecuali bagi mereka yang sakit, terjaga di malam hari dengan melakukan kebaikan atau dalam perjalanan.

Dalam untaian syair dinyatakan,
dan setiap sesuatu terdapat tanda-tanda kebesaran-Nya
yang menunjukkan, Dialah yang Esa
sungguh mengherankan, bagaimana Allah didurhakai
atau bagaimana orang-orang yang tak tahu berterima kasih
mengingkari kebesaran-Nya


Wallahu a'lam
Semoga shalawat dan salam tetap tercurah kepada baginda Nabi Muhammad saw., beserta keluarga dan sahabatnya.