Sabtu, 02 Juni 2012

Orang-orang yang tidak menjaga hak-hak Allah swt.

Mari kita lihat sosok Fir'aun yang pernah memimpin Mesir yang di dalamnya mengalir berbagai anak sungai. Berbagai macam buah-buahan dan kebaikan tumbuh di sana. Namun sayang, Fir'aun tidak menjaga hak-hak Allah swt., maka Allah swt. tidak berkenan memelihara dirinya. Akhirnya Allah swt. menenggelamkannya di tengah laut.

Allah swt. berfirman, "Alangkah banyaknya taman dan mata air yang mereka tinggalkan. Begitu pula kebun-kebun dan tempat-tempat yang indah, serta berbagai kenikmatan yang dulu mereka rasakan. Demikianlah, dan akhirnya Kami wariskan semua itu kepada kaum yang lain. Maka langit dan bumi tidak sekalipun menangisi mereka, sementara (azab) mereka tidaklah ditangguhkan." (Ad-Dukhan [44]:25-29)

Begitu pula Qarun, orang yang dikaruniai Allah swt. harta kekayaan yang jumlahnya tidak bisa dibayangkan. Namun sayang, ia enggan menunaikan hak-hak Allah, tidak pula mau mendengarkan nasihat orang-orang shalih di masanya. Bahkan sebaliknya, ia berkata, "Sesungguhnya semua ini kuperoleh karena ilmu dan kemampuan yang kumiliki sendiri." (Al-Qashash [28]:78)

Ia semakin angkuh dan sombong. Akibatnya Allah swt. menenggelamkannya beserta rumah dan seluruh harta kekayaan yang dikaruniakan Allah swt. kepadanya ke dalam perut bumi. Begitulah akhir kehidupannya. Qarun harus menanggung kerugian di dunia dan kemalangan di akhirat, dan itulah kerugian yang nyata.

Pada masa dinasti Abbasiyah, tepatnya pada masa kepemimpinan Harun Ar-Rasyid, terdapat beberapa orang petinggi negara yang dikenal dengan sebutan "Al-Baramikah", Allah swt telah memberinya amanah kepada mereka harta berupa emas dan perak. Istana mereka dihiasi dengan cat warna-warni. Bahkan sebagian sejarawan menyebutkan bahwa istana mereka diberi warna yang berasal dari cat emas. Namun sayang, terlalu banyak perintah Allah swt. yang mereka abaikan. Kehidupan di dalam istana justru dipenuhi dengan berbagai bentuk kedurjanaan dan kemaksiatan kepada Allah swt.. Mulai dari nyanyian, minuman keras, hal-hal yang tidak baik, sampai shalat yang tersia-siakan. Hingga akhirnya, Allah swt. mencabut semua yang telah diberikan kepada mereka. Karena sebenarnya Allah swt. hanyalah menunda namun tidak lupa, dan sesungguhnya apabila Dia menginginkan sesuatu maka cukup mengucap 'Jadilah', maka semua akan menjadi kenyataan. La ilaha illallah ... betapa Agungnya Engkau ya Allah ...

Para petinggi tersebut harus menghadapi sebuah kenyataan pahit di pagi hari. Allah swt. jadikan orang yang paling mereka cintai selama ini justru berkuasa atas diri mereka sendiri, yaitu Harun Al-Rasyid. Dahulu, ia layaknya sahabat dan saudara. Namun akhirnya, ia murka atas perbuatan mereka. Sehingga ia kumpulkan semua pemuda dari kalangan mereka kemudian ia bunuh semuanya tepat sebelum waktu zuhur. Ia tangkap orang tua yang ada dan kemudian ia masukkan mereka ke dalam penjara. Sementara itu, anak-anak mereka dimasukkan ke dalam ruang tahanan bawah tanah. Selebihnya ia sekap kaum wanita mereka di dalam sebuah ruangan. Tangis dan derai air mata terlihat di sana-sini. 

Salah seorang diantara petinggi tersebut yaitu, Yahya bin Khalid Al-Barmaki pernah ditanya, "Apa yang menyebabkan kalian sampai seperti ini, dalam kegelapan setelah sebelumnya bergelimang kenikmatan, hidup bersama emas dan sutera, mengenakan pakaian yang indah menakjubkan?"

Sambil menangis ia menjawab, "Ini semua tak lain akibat doa yang dipanjatkan orang-orang yang terzalimi selama ini di tengah malam. Kami lalai akan doa mereka, namun Allah swt. tidak pernah melalaikannya."

Dalam salah satu hadits shahih, Rasulullah saw. pernah berpesan kepada Mu'adz, beliau berkata, "Waspadalah terhadap doa yang dipanjatkan oleh orang-orang yang terzalimi, karena tidak ada lagi yang dapat membatasi antara Allah dan doa yang mereka panjatkan."

Harun Al-Rasyid kemudian membunuh petinggi "Al-Baramikah". Sementara orang tua mereka yang sudah renta harus tetap tinggal di dalam penjara selama tujuh tahun lamanya. Kuku mereka terlihat panjang, dan kumisnya tak terawat karena tidak menemukan pemotong kuku ataupun pisau pencukur kumis serta siwak untuk membersihkan giginya. Mereka terpaksa harus berwudhu dan menangis di tempat yang sama, bahkan untuk membuang hajat sekalipun!. Begitulah mereka harus menjalani hidupnya di dalam penjara setelah sebelumnya tenggelam dalam kenikmatan ... setelah sebelumnya menggunakan gaun dari sutera dan pakaian yang sangat indah.

Mereka tinggal di puncak gunung yang akan melindungi
Namun ketika mereka dikalahkan, puncak yang tinggi itu jadi tak lagi berarti
Mereka harus jatuh tersungkur setelah hidup dalam kemuliaan
Terhempas ke dalam kuburan, oh ..., betapa buruknya tempat yang demikian

Allah lah sebaik-baik penolong, dan Dia lah yang Maha Pengasih lagi Maha penyayang

Siapa yang mampu mengubah segalanya kalau bukan Allah? Siapa yang ditangannya terdapat kunci-kunci kenikmatan dunia kalau bukan Allah? Subhanallah!

Allah swt. titipkan kekuasaan di muka bumi ini kepada siapa saja yang Dia kehendaki dan Allah swt. juga yang mencabut kekuasaan tersebut dari siapa saja yang diinginkan-Nya. Allah lah yang memberikan kemuliaan kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya dan menghinakan siapa saja yang diinginkan-Nya.

Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad saw., keluarganya dan para sahabatnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar